Selasa, 17 Agustus 2010

Betapa Istimewa dan Agungnya Ramadhan


Ramadhan, bulan suci dan disucikan yang pada hakekatnya merupakan momentum pembebasan. Kehadirannya selalu disambut dengan gegap gempita oleh umat Islam seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat muslim , karena merupakan bulan paling istimewa dari 12 bulan yang ada.
Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan , bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat , menghapuskan dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu
kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR.Ath Thabarani)

Bisa kita simpulkan dari hadist tersebut diatas, bahwa di bulan Ramadhan ini :
  • Allah menjadikan bulan ini bulan keberkahan
  • Allah menurunkan rahmatnya pada bulan ini
  • Allah menghapuskan dosa-dosa kita
  • Allah mengabulkan doa-doa kita
  • Allah membanggakan kita kepada para malaikat-Nya
Istimewa sekali bukan ? Apakah ada bulan lain yang mampu menandingi keistimewaan bulan Ramadhan ?
Mari kita membuka sudut pandang kita lebih luas dengan melihat sejarah/peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan, agar kita lebih paham betapa istimewanya bulan Ramadhan. Diantara kejadian-kejadian sejarah yang pernah tercatat, ialah :

  1. Turunnya Al Qur’an, 17 Ramadhan. Hari turunnya wahyu pertama dari Allah, yaitu surat Al Alaq ayat 1-5.
  2. Perang BadarAl-Kubra, 17 Ramadhan 2 H (Januari 624 M). Menurut Ibnu Hisyam,perang ini merupakan kemenangan pertama yang menentukan kedudukan umat Islam dalam menghadapi kekuatan kemusyrikan dan kebatilan.
  3. Proklamasai kemerdekaan RI 

Yang paling saya garis bawahi di artikel saya ini ialah betapa agungnya bulan Ramadhan bagi kita, bangsa Indonesia. Karena pada bulan Ramadhan tahun 1365 H dulu, kurang lebihnya pada tanggal 9 Ramadhan merupakan hari dimana perjuangan kita mencapai puncaknya, hari dimana doa dan usaha keras kita selama 300 tahun lebih membuahkan hasil nyata. Ya, hari itu ialah 17 Agustus 1945, hari bersejarah bagi kita semua, bagi keberadaan NKRI. Hari diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia oleh Presiden Soekarno.

Apa Hubungan Kemerdekaan Indonesia dengan Ramadhan ?

Proklamasi kemerdekaan dengan Ramadhan sebenarnya mempunyai hubungan yang nyata. Proklamasi dan Ramadhan, keduanya merupakan momentum pembebasan atau kemerdekan. Yang membedakan, adalah makna dan cakupan dari pembebasan itu. Jika proklamasi merupakan momentum pembebasan bangsa Indonesia dari kekuasaan kaum kolonial. Kemerdekaan dalam konteks ini lebih diorientasikan bagaimana kita tidak lagi ditindas dan dijajah oleh bangsa asing, bagaimana kekayaan alam kita tidak lagi dikuras oleh bangsa penjajah,bagaimana rakyat Indonesia bisa sejahtera, mempunyai papan, sandang dan pangan yang layak.

Sedangkan, Ramadhan adalah momentum pembebasan diri dari segala bentuk hal yang negatif, dan terbebasnya diri dari penjajah utama kita, hawa nafsu. Pada hakekatnya, puasa adalah kekuatan pembebas (liberating power) dari belenggu penjajahan. Bentuk penjajahan dalam konteks puasa ini adalah hal-hal yang masuk dalam kategori penyakit rohani.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Proklamasi dan Ramadhan mempunyai makna yang sama yakni kemerdekaan. Namun, makna kemerdekaan Proklamasi ialah makna kemerdekaan sebagai bangsa. Sedangkan makna kemerdekaan Ramadhan, ialah makna kemerdekaan sebagai muslim.

Refleksi 65 Tahun Indonesia Merdeka
Sungguh, kemerdekaan yang kita raih tidak mungkin datang secara kebetulan. Kemerdekaan Indonesia sepenuhnya merupakan rahmat Allah yang diturunkan pada kita tepat di bulan yang suci. Seperti yang telah dicetuskan oleh founding fathers kita dalam Pembukaan UUD 1945, :

“ Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka dengan ini Indonesia menyatakan kemerdekaannya”

Percaya tidak percaya Allah lah yang memberikan kemerdekaan bagi kita semua, terlepas dari apa yang telah dilakukan para pahlawan. Tanpa bantuan dari Allah Yang Maha Kuasa, mustahil kita bisa merdeka seperti sekarang ini. Siapa yang bisa menduga bahwa bambu runcing mampu mengalahkan senapan dan meriam ? Siapa yang bisa menduga bahwa tentara Indonesia, yang notabenenya dibentuk secara dadakan bisa menang melawan tentara-tentara professional dari belanda ? Mustahil kan, jika dipikir dengan logika ? Sama halnya ketika Perang Badar pada jaman Rasulullah dulu, pasukan Rasulullah hanya berjumlah 313 orang dengan persenjataan yang minim, sedangkan lawannya berjumlah 1000 orang. Tapi, karena bantuan dari Yang Maha Kuasa, kemenangan berpihak pada pasukan Rasulullah.
Kini negeri kita tercinta ini sudah berusia 65 tahun, usia yang sudah tak lagi muda, usia yang seharusnya sudah bisa menunjukkan masa-masa emasnya, bisa menjadi Negara maju. Merdeka selama 65 tahun merupakan waktu yang cukup untuk membuat sebuah perubahan besar. Waktu yang cukup untuk menjadikan NKRI suatu Negara yang makmur. Namun, apakah sudah tercapai semua target-target yang dicanangkan sejak 65 tahun silam ? Seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945

“…memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”
 
Apakah semua lapisan masyarakat sudah bisa merasakan kesejahteraan ? Apakah bangsa kita sudah tergolong bangsa yang cerdas ? Mari kita renungkan kembali makna kemerdekaan yang sesungguhnya di bulan Ramadhan ini. Mari kita introspeksi diri atas apa yang telah kita perbuat dan berikan terhadap bangsa ini. Sangatlah tepat jika kita menjadikan bulan Ramadhan sebagai jembatan untuk meraih dan membangun kembali nilai-nilai spiritual dalam diri kita yang berguna untuk pembangunan bangsa ini.
Ayo, kita teruskan pembangunan bangsa ini, seperti yang diamanatkan para pejuang kemerdekaan yang telah lalu, dengan fikiran jernih dan dengan mengutamakan jiwa spiritual agama.
Semoga bangsa ini selalu dirahmati dan dilindungi Allah SWT, semoga kita semua mampu mempertahankan kelangsungan bangsa kita, dan semoga Ramadhan kali ini membawa dampak positif bagi pembangunan Indonesia. Amin....


0 komentar:

Posting Komentar